Dari Pintu Surga Yang Mana?
Tak
ada yang lebih indah dari Surga. Setiap Mukmin pasti mengharap Surga. Pada tulisan
seri ini, akan dibahas tentang pintu-pintu Surga. Sebagaimana dikabarkan oleh
Rasulullah.
Jumlah
Pintu Surga, ada delapan. Begitulah Rasulullah menjelaskan, seperti dalam
sabdanya, dari Sahl bin Sa’d yang dirwayatkan oleh Imam Bukhari dalam
Shahihnya.
Salah
satu dari pintu itu, bernama Pintu Ar Rayan. Pintu tersebut merupakan pintu
khusus orang-orang yang biasa berpuasa. Perhatikanlah penjelasan Rasulullah berikut.
“Sesungguhnya
di Surga itu ada pintu bernama Ar-Rayyan. Yang masuk melalui pintu itu adalah
para Ahli Puasa. Tidak ada yang melalui itu kecuali mereka.
Pada
waktu itu akan dikatakan; “Manakah mereka yang biasa berpuasa?” orang-orang
yang biasa berpuasa itu pun berdiri, lalu memasuki Surga melalui pintu Ar-Rayan
tersebut.
Sesudah
mereka masuk, pintu itu pun ditutup, dan tidak ada lagi yang masuk lewat pintu
itu.” (HR. Bukhari)
Selain
itu, dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Imam Bukhari, juga dijelaskan
selain pintu Ar-Rayyan, ada juga Pintu Shalat, untuk masuk mereka yang biasa
melakukan Shalat.
Sebagaimana
para Mujahid akan dipanggil untuk masuk Surga melalui Pintu Jihad. Adapun yang
biasa bersedekah, akan dipanggil dari Pintu Sedekah.
Ketika
mendengar penjelasan tersebut, Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah; “Wahai
Rasulullah, mungkinkah seseorang dipanggil dari keseluruhan pintu itu?”
Rasulullah
menjawab : “Ya, mungkin. Dan aku berharap engkau di antaranya.”
Kelak,
bila manusia telah dihisab, dan para penghuni Surga sudah berangkat menuju
Surga, maka yang pertama kali mengetuk Pintu Surga, adalah Rasulullah Shallahu
Alaihi Wassalam.
Imam
Muslim meriwayatkan, bahwa kelak di Hari Kiamat, Rasulullah adalah Rasul yang
paling banyak pengikutnya, dan dialah yang pertama kali mengetuk Pintu Surga.
Lebih
lanjut, dalam hadits yang lain dikabarkan dari Anas bin Malik, bahwa nanti
Rasulullah meminta dibukakan Pintu Surga, lalu sang penjaga bertanya, “Siapa
engkau?”
Rasulullah
menjawab : “Muhammad”
Sang
penjaga pun menjawab; “Aku memang telah diperintahkan untuk tidak membukakan
pintu ini kepada siapa pun selain engkau.” (HR. Muslim)
Namun,
meskipun Hari Pembalasan itu belum tiba, ada waktu-waktu dimana Pintu Surga
dibuka. Yaitu pada hari Senin dan Kamis.
Rasulullah
Shallahu Alaihi Wassalam Bersabda: “Sesungguhnya Surga itu dibuka pitunya pada
Hari Senin dan Kamis. Pada hari itu, hamba-hamba Allah yang tidak Musyrik
diampuni dosanya.
Kecuali
seseorang yang sedang bermusuh dan berseteru dengan saudaranya. Dikatakan kepadanya,
tundalah untuk kedua orang ini sampai mereka berdamai, tundalah untuk kedua
orang ini sampai mereka berdamai, tundalah untuk kedua orang ini sampai mereka
berdamai.” (HR. Bukhari)
Pada
hari Senin dan Kamis itu pula, sesungguhnya amal manusia dibawa ke atas
menghadap Allah. Pada hari itu Allah mengampuni hamba-hamba yang tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu pun.
Kecuali
– seperti dalam penjelasan sebelumnya – seseorang yang bermusuhan dengan
saudaranya. Dikatakan, tinggalkan atau tangguhkan orang itu sampai mereka
berdamai kembali. Demikian Imam Muslim meriwayatkan, juga dari Abu Hurairah.
Maka,
jelaslah bagi kita. Betapa Maha Mulia dan Maha Sayangnya Allah, yang memberi
kita kesempatan untuk mengharap SurgaNya. Bila masih ada Iman di dada, adalah
sudah semestinya bila kita memperbanyak amal pada hari Senin dan Kamis, serta
menjauhi permusuhan dengan saudara.
Sumber
: Majalah Ghoib Edisi No 1 | 2002
RRIAds - Bidara Ruqyah (Order via Tokopedia / KLIK GAMBAR)
FB: Rumah Ruqyah Indonesia - Twitter @RumahRuqyahID
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran