Dijelaskan dalam hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, bahwa pada bulan
Ramadhan, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
Maka menjadi perlu bagi kita untuk
mengetahui, mengapa masih juga ada kemaksiatan dan kejahatan di bulan Ramadhan.
Apa sebabnya?
Berikut ini beberapa penjelasan yang
disampaikan oleh para ulama seputar masalah ini :
1. Yang diikat hanyalah sebagian syetan
saja.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu
khuzaimah, Tirmidzi, Nasai dan Hakim dari Abu Hurairah, Rasul Shallahu Alaihi Wassalam Bersabda,
"Jika datang malam bulan Ramadhan, diikatlah syetan dan jin
pembangkang."
Tapi yang dibelenggu dalam hadits ini pengertiannya adalah hanya syetan dan jin yang sangat antusias untuk menyesatkan manusia. Sementara syetan biasa lainnya tetap dibiarkan menjelajah dari timur sampai barat untuk mencari pendukung. Mereka-mereka yang kalah dengan syetan kelas ini, akan tetap berani melakukan kejahatan. Tega mengotori kesucian bulan ini. Atau bahkan memodifikasi kejahatan, khusus untuk bulan Ramadhan.
Tapi yang dibelenggu dalam hadits ini pengertiannya adalah hanya syetan dan jin yang sangat antusias untuk menyesatkan manusia. Sementara syetan biasa lainnya tetap dibiarkan menjelajah dari timur sampai barat untuk mencari pendukung. Mereka-mereka yang kalah dengan syetan kelas ini, akan tetap berani melakukan kejahatan. Tega mengotori kesucian bulan ini. Atau bahkan memodifikasi kejahatan, khusus untuk bulan Ramadhan.
2. Yang
diikat adalah syetan pencuri berita dari langit.
Imam Hulaimi memberi penjelasan tentang sebagian syetan yang dibelenggu ini, "Bisa jadi yang dimaksud adalah syetan yang mencuri berita dari langit." Yaitu syetan-syetan yang bertumpuk satu di atas yang lainnya hingga sampai ke langit, untuk mencuri berita taqdir hari itu.
Untuk kemudian diberitakan kepada para dukun dengan dibumbui kebohongan dan dusta. Tetapi setelah Rasulullah diutus, langit dilindungi dengan bintang yang siap membantai syetan-syetan itu. Walaupun hal itu tidak membuat mereka jera untuk terus mencuri berita langit. Memang itulah karakter mereka.
Sedangkan di bulan Ramadhan, Allah
lebih menjaganya dengan mengikat mereka semua. Supaya rahasia langit lebih
terjaga. Artinya bahwa, syetan-syetan lain yang tidak termasuk dalam kelompok
pencuri berita langit masih terus asyik dengan usahanya memalingkan manusia
dari jalan Allah.
3. Maksud diikat adalah godaan syetan melemah
terhadap orang yang berpuasa.
Seperti dua poin sebelumnya, poin ini juga keterangan dari ahli tafsir terkenal, Imam Qurthubi. Dengan kata lain, orang-orang yang justru tidak mau berpuasa di bulan Ramadhan tanpa ada uzur yang syari, tetap mudah menjadi target syetan. Akibatnya, boleh jadi justru ia menjadi lebih dahsyat kejahatannya.
Di keseharian kita, begitu mudah kita
temui orang-orang yang dengan enak makan dan minum di depan umum. Kita memang
tidak mungkin bertanya satu persatu tentang agama apa mereka. Tapi tak sedikit
yang sebenarnya mereka juga muslim. Tapi karena malas, karena arogan, tidak mau
melakukan puasa. Bahkan, tidak jarang mereka melakukan pelanggaran itu secara
terang-terangan.
Orang-orang seperti itu, justru bisa
menjadi sasaran empuk syetan, untuk digoda dan disesatkan, lebih jauh dan lebih
jauh. Kecuali ia mau bertobat dengan sebenar-benar tobat.
4. Mengecilnya kadar kejahatan.
Masih menurut Imam Qurthubi, maksud lain dari hadits tersebut, adalah berkurangnya kejahatan. Meski begitu, pengertian ini tidak bisa diukur dengan detail, kecuali pada aspek-aspek yang nampak secara lahiriah.
Misalnya, kita melihat tayangan
televisi.
Bila Ramadhan tiba, tayangan-tayangan mereka berubah menjadi tayangan yang beraroma religi. Bahkan sinetron dan pemainnya yang biasanya bermain dengan sangat permisif, berubah mengambil peran-peran religius. Perubahan itu sendiri tidak jelek. Tetapi disini hanya ingin dijelaskan, bahwa makna kejahatan berkurang itu, tidak bisa diukur secara detail.
Bila Ramadhan tiba, tayangan-tayangan mereka berubah menjadi tayangan yang beraroma religi. Bahkan sinetron dan pemainnya yang biasanya bermain dengan sangat permisif, berubah mengambil peran-peran religius. Perubahan itu sendiri tidak jelek. Tetapi disini hanya ingin dijelaskan, bahwa makna kejahatan berkurang itu, tidak bisa diukur secara detail.
Banyak yang harus kita benahi di bulan
Ramadhan. Kalau saja mereka menyadari bahwa Tuhan yang mereka sembah di bulan
ini, juga Tuhan yang mereka sembah di bulan lain. Mungkin kejahatan ini bisa
diminimalisir.
5. Adanya nafsu yang cenderung kepada
kejahatan.
Ini jawaban yang sangat penting untuk disadari. Syetan dibelenggu itu tidak berarti kejahatan habis. Sebab, kejahatan bukan hanya disebabkan oleh syetan yang terlaknat. Tetapi juga disebabkan oleh nafsu manusia yang cenderung kepada kejahatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman, "Sesungguhnya nafsu itu cenderung kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku." (QS. Yusuf : 53)
Walaupun semua syetan dari penggedenya
hingga keroconya sudah dibelenggu, tetapi nafsu syetan manusia masih ada, dari
sanalah bermuara kejahatan. Demikian juga kebiasaan buruk manusia, apalagi yang
dilakukan berulang-ulang.
Jiwa yang dibiasakan untuk berbuat kejahatan seperti bayi yang dibiasakan minum dari susu ibunya. Jika tidak disapih tidak mungkin bayi itu bisa pisah darinya, kata seorang penyair.
Jiwa yang dibiasakan untuk berbuat kejahatan seperti bayi yang dibiasakan minum dari susu ibunya. Jika tidak disapih tidak mungkin bayi itu bisa pisah darinya, kata seorang penyair.
Begitulah jiwa, jika ia selalu
dibiasakan dengan kemaksiatan sulit rasanya untuk lepas darinya. Hingga banyak
sekali yang tidak mau meninggalkan dosa karena berdalih sulit untuk
meninggalkannya.
6. Selain syetan dari jenis Jin ada juga Syetan Manusia
Allah telah mengingatkan kita di penghujung Al-Qur'an bahwa syetan itu terdiri dari jin dan manusia. Maka kewaspadaan kita terhadap godaan syetan manusia harus sama besarnya dengan kewaspadaan kita terhadap godaan setan jin.
Teman dekat kita bisa menjadi syetan. Keluarga kita juga bisa menjelma menjadi syetan. Istri kita, anak kita, atasan kita, bawahan kita, teman sekantor kita atau bahkan kita sendiri bisa menggantikan profesi syetan yang terbelenggui selama sebulan penuh.
Jadi, menjadi jelas bagi kita mengapa syetan
di belenggu di bulan Ramadhan, tetapi tetap saja ada kejahatan. Selain karena
ada yang mengartikan bahwa yang dibelenggu itu sebagian syetan, tetapi lebih
lebih dari itu, justru karena manusia sendiri, dengan hawa nafsunya telah
menggantikan peran-peran syetan selama bulan Ramadhan. Naudzubillah.
RRIAds - Shamp Bidara+kEMIRI (Order via Tokopedia / KLIK GAMBAR)
FB: Rumah Ruqyah Indonesia - Twitter @RumahRuqyahID
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran