“Apabila
salah seorang di antara kamu bangun dari tidur,” sabda Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, “hendaklah berwudhu dan menghirup air dengan hidung,
lalu mengeluarkannya lagi, sebanyak tiga kali.” Pungkas Nabi dalam
sabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ini, “Sebab setan bersembunyi
di hidungnya.”
Lalu, timbullah pertanyaan, mengapa setan memilih bersembunyi di hidung ketika seseorang tidur?
Syeikh
Ibnu Muflih al-Maqdisi menjelaskan, sebagian Ulama berpendapat bahwa
hidung sangat jauh dari nilai ibadah, sangat berbeda dengan mata,
telinga, atau mulut seorang hamba yang bisa dijadikan sarana sangat
efektif untuk senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala.
Mata,
misalnya, menjadi pintu untuk melihat penciptaan langit, bumi, dan
semesta raya. Dengan menghayati beragam jenis ciptaan Allah Ta’ala, maka
iman dan takwa seseorang bisa semakin bertambah dan berkualitas. Tutur
Syeikh Ibnu Muflih,
“Mata merupakan pintu untuk mengambil pelajaran dan pemahaman. Sementara pemahaman merupakan pintu untuk berpikir.”
Dari
berpikir itulah, seorang hamba akan tergerak untuk senantiasa
bersyukur, kemudian memanfaatkan waktunya untuk selalu berdzikir kepada
Allah Ta’ala.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu.” (QS. al-Baqarah [2]: 152)
Semakin
banyak memikirkan alam semesta, maka seorang hamba akan semakin kerap
mengingat Allah Ta’ala dalam berdiri, duduk, dan berbaringnya. Dan senantiasa ingat kepada Allah Ta’ala ini bisa mengantarkan seorang hamba menuju golongan orang yang beruntung.
“Dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Qs. al-Anfal [8]: 45)
Telinga
pun demikian. Ia menjadi sarana efektif untuk beribadah kepada Allah
Ta’ala. Baik dengan mendengarkan pembacaan ayat suci al-Qur’an,
mendengarkan banyak suara hewan dan fenomena alam untuk meningkatkan
iman, atau pun beragam jenis kajian di banyak forum yang bisa menjadi
jalan efektif untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
“Yang paling mendengarkan, lalu mengikuti yang paling baik di antaranya.” (Qs. az-Zumar [39]: 18)
Telinga
juga bisa menjadi sarana efektif untuk senantiasa mendengarkan lantunan
nama-nama dan kalimat-kalimat Allah Ta’ala yang senantiasa
disenandungkan dalam dzikir-dzikir di banyak kesempatan.
Sedangkan hidung, simpul Syeikh Ibnu Muflih menutup penjelasannya, “Sama sekali tidak memiliki fungsi-fungsi itu.” Wallahu'alam.
RRIAds - Bidara Ruqyah (Order via Tokopedia / KLIK GAMBAR)
FB: Rumah Ruqyah Indonesia - Twitter @RumahRuqyahID
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran