Sabtu, 03 Rabiul Awal 1438 H - 03 Desember 2016
Muslim Nampak Miskin, Kafir Hidup Kaya
Orang Yahudi itu lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Masuk Islam lah orang Yahudi tersebut
Muslim Nampak Miskin, Kafir Hidup Kaya
Mungkin
pernah terbetik di dalam benak kita, kenapa kita yang seorang Muslim,
hidupnya jauh lebih sengsara, ketimbang mereka yang hidup di dalam
kekafiran. Padahal seorang Muslim hidup di atas keta’atan menyembah
Allah ta’ala, sedangkan orang kafir hidup di atas kekufuran kepada
Allah.
Wahai saudaraku seiman, janganlah heran dengan fenomena ini.
Karena seorang shahabat Nabi yang mulia pun terheran sambil menangis.
Beliau adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini kami
nukilkan kisah ‘Umar yang termuat dalam kitab Tafsir Surat Yasin karya
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau sedang tidur di atas
dipan yang terbuat dari serat, sehingga terbentuklah bekas dipan
tersebut di lambung beliau.
Tatkala ‘Umar melihat hal itu, maka ia pun
menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis kemudian bertanya, “Apa yang
engkau tangisi wahai ‘Umar?”
‘Umar menjawab, “Sesungguhnya bangsa
Persia dan Roma diberikan nikmat dengan nikmat dunia yang sangat banyak,
sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?”
Nabi pun berkata, “Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka.”[1]
Di
dalam hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir disegerakan
nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj[2]
dari Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah
berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka
terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta’ala.
Maka saudaraku
di jalan Allah, sungguh Allah telah memberikan kenikmatan yang banyak
kepada kita, dan kita lupa akan hal itu, kenikmatan itu adalah
kenikmatan Islam dan Iman. Dimana hal ini yang membedakan kita semua
dengan orang kafir. Sungguh kenikmatan di dunia, tidaklah bernilai
secuil pun dibanding kenikmatan di akhirat.
Mari kita bandingkan
antara dunia dan akhirat, dengan membaca sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Demi Allah! Tidaklah dunia itu dibandingkan dengan
akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan
jarinya ke lautan. Maka perhatikanlah jari tersebut kembali membawa
apa?” (HR. Muslim)
Lihatlah kawanku, dunia itu jika dibandingkan
dengan akhirat hanya Nabi misalkan dengan seseorang yang mencelupkan
jarinya ke lautan, kemudian ia menarik jarinya. Perhatikanlah, apa yang
ia dapatkan dari celupan tersebut. Jari yang begitu kecil dibandingkan
dengan lautan yang begitu luas, mungkin hanya beberapa tetes saja.
Hadits
di atas juga menunjukkan bahwa perhatiannya ‘Umar kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak tega, hingga menangis
melihat kondisi Nabi yang terlihat susah, sedangkan orang-orang kafir
hidup di dalam kenikmatan dunia.
Sebagai penutup tulisan ini, akan
saya petikkan kisah seorang hakim dari Mesir, beliau adalah Al-Hafizh
Ibnu Hajr.
Suatu hari Ibnu Hajr melewati seorang Yahudi yang menjual
minyak zaitun, yang berpakaian kotor, dan Ibnu Hajr sedang menaiki
kereta yang ditarik oleh kuda-kuda, yang dikawal oleh para penjaga di
sisi kanan dan kiri kereta.
Kemudian Yahudi tersebut menghentikan
kereta beliau dan berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda,
‘Dunia adalah penjara bagi orang Mukmin dan Surga bagi orang kafir’[3]
Engkau adalah Hakim Agung Mesir. Engkau dengan rombongan pengawal
seperti ini, penuh dengan kenikmatan, sementara aku di dalam penderitaan
dan kesengsaraan.”
Ibnu Hajr rahimahullah menjawab, “Aku dengan
nikmat dan kemewahan yang aku rasakan ini dibandingkan dengan kenikmatan
di Surga adalah penjara. Ada pun engkau dengan kesengsaraan yang engkau
rasakan, dibandingkan dengan adzab yang akan engkau rasakan di Neraka
dalah Surga.”
Orang Yahudi itu lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Masuk Islam lah orang Yahudi tersebut
RRIAds - Sabun Bidara Ruqyah (Order via Tokopedia / KLIK GAMBAR)
FB: Rumah Ruqyah Indonesia - Twitter @RumahRuqyahID
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran