Pada
terapi berikutnya keluargaku banyak bercerita. Katanya, dalam tubuku banyak jinnya.
Tapi
Alhamdulillah, Allah memudahkan proses keluarnya. Sakit kepala dan sesak nafas yang biasanya tidak absen dalam
setiap minggu, kini mulai jarang kurasakan.
Meski banyak rintangan yang kurasakan dalam
perjalanan rumah tangga yang masih seumur jagung, tapi aku tetap berusaha sabar
mencari jalan terbaik, termasuk mencari obat untuk kesembuhan.
Barangkali Allah sedang mengujiku. Sejak saat
itu aku mulai berusaha mendekatkan diri dengan ibadah yang lebih baik, yang
selama ini telah banyak kulalaikan.
Dalam kepasrahan, aku banyak berdoa semoga
Allah memberi kemudahan atas kesabaranku ini.
Juli 2005 tanpa sengaja aku melihat tayangan
sinetron Astaghfirullah di sebuah stasiun televisi.
Instingku mengatakan mungkin ini solusi yang
harus kucoba. Setelah mencari informasi seputar terapi Ruqyah dari Majalah
Ghoib, aku berusaha menghubungi Jakarta Ruqyah Center.
Saat itu aku diberi gambaran harus antri
setidaknya 3 bulan karena banyaknya pasien yang sudah terjadwal. Tentu aku
tidak sabar menunggu waktu selama itu, maka kuputuskan mencari penterapi ruqyah
yang ada di Jambi.
Alhamdulillah, berkat niat yang baik
dan atas bantuan agen Majalah Ghoib (Bpk Ferry), aku dipertemukan dengan
Ustadz Juanda (sekarang Dewan Syariah GRS Jambi).
Namun oleh beliau aku dijadwal satu bulan
lagi, karena pasiennya juga banyak. Melihat kondisiku yang sering kambuh
akhirnya Pak Ferry mengajakku menemui Ustadz Raden (Peruqyah GRS
Jambi).
Setelah jadwal terapi disepakati, kejadian
aneh kembali kurasakan. Tiba-tiba aku jadi malas berobat, seperti ada
bisikan kuat yang melarangku untuk terapi ruqyah.
Kali berikutnya ketika kemauan untuk terapi
ruqyah timbul, ada saja halangan yang menggagalkannya. Sampai pada akhirnya aku
berhasil menguasai diri.
Saat dibacakan ayat-ayat Al Qur’an tubuhku
bergetar, selqnjutnya aku tidak tahu apa yang telah terjadi, yang kutahu
setelah sadar aku banyak muntah dan tubuhku lemas sekali.
Melihat fisikku yang sangat lemah, Ustadz
Raden menganjurkan untuk terapi ulang beberapa hari lagi. Pada terapi
berikutnya keluargaku banyak bercerita. Katanya, dalam
tubuku banyak jinnya.
Tapi Alhamdulillah, Allah memudahkan
proses keluarnya. Sakit kepala dan sesak nafas yang
biasanya tidak absen dalam setiap minggu, kini mulai jarang kurasakan.
Dengan berdirinya Ghoib Ruqyah Syar’iyyah
Cabang Jambi di bulan September 2005, maka semakin memudahkanku untuk lebih intensif
melakukan terapi ruqyah.
Semua jimat-jimat,
isim dan rajah-rajah yang dulu kutebus
dengan harga mahal kuserahkan ke GRS Jambi kemudian dibakar.
Di sini pula aku lebih banyak memperoleh
penjelasan tentang Islam dan bagaimana sebaiknya bersikap terhadap penyakit
yang kita hadapi. Maka hari-hari berikutnya aku lebih sering mengucapkan
kalimat istighfar, karena sebelumnya aku merasa sudah terjebak dalam praktek kesyirikan.
Alhamdulillah, kesadaran ini pula yang
membawaku dalam kedamaian hati dan damainya hubunganku dengan istri.
Kebahagiaan berikutnya pun kurasakan manakala
kudengar istriku menyatakan ia positif hamil. Duh… rasanya aku sudah
terbebas dari beban yang selama ini juga menakutkanku.
Karena setelah 3 tahun menikah, ada yang
beranggapan di antara kami ada yang tidak subur.
Ternyata Allah lah penentu segalanya. Perubahan
kesehatan pun telah banyak kurasakan. Ibadah pun jadi lebih terjaga, karena
adanya bimbingan dan taklim yang diadakan oleh GRS Jambi.
Meski sekali waktu aku harus mengulang
terapi, tapi kuyakini bahwa semua ini adalah tahapan yang memerlukan proses dan
tidak mungkin kudapat secara instant.
Semoga dalam proses ini Allah menuntunku
dalam jalan kebaikan, dan mengampuni segala salah dan khilafku baik di masa
lalu, maupun yang akan datang. Amin. [Selesai]
Al Iman bil Ghoib
Edisi 107, Rajab 1429 H – 7 Juli 2008 M
RRIAds - Bidara Ruqyah (Order via Tokopedia / KLIK GAMBAR)
FB: Rumah Ruqyah Indonesia - Twitter @RumahRuqyahID
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran