Jangan Asal Berobat [2] – Selesai
Jum'at, 19 Rabiul Akhir 1437 H - 29 Januari 2016
Dalam kajian utama edisi ini, kita akan
membahas metode pengobatan non medis alias Mistis. Kita sebut dengan pengobatan Mistis karena dalam
praktiknya mereka menggunakan jasa syetan untuk terlibat dalam praktik pengobatan.
Terlibat secara langsung atau tidak. Disebut secara
langsung bila syetan itu bertindak sebagai pengobat atau
dokternya.
Dan dikategorikan terlibat secara tidak langsung
bila syetan itu hanya bertugas membantu dan mengarahkan penerapi ‘kader’nya dalam mengobati pasiennya.
Mungkin di antara pembaca tercinta ada yang
bertanya; “Apa mungkin syetan berperan
dalam praktik pengobatan?”
Jawabannya sangat mungkin. Dan ternyata
praktik seperti itu banyak terjadi di negeri kita ini. Darimana kita tahu? Dari
praktisinya langsung, dari iklan mereka di berbagai macam media massa yang ada.
Banyak orang yang buka praktik pengobatannya
bukan karena ia punya keahlian dalam pengobatan penyakit tertentu.
Karena sebelumnya ia tidak pernah belajar
tentang ilmu tersebut. Secara tiba-tiba saja ia bisa mengobati. Ia menjadi
tabib atau pengobat dadakan. Ia mendapat ilmu secara instan, dan gurunya adalah
syetan.
Karena berobat
adalah bagian dari ibadah. Yang menjadi pertanyaan penting di sini adalah; “Bolehkah
kita berobat ke praktik pengobatan yang menggunakan jasa atau bantuan syetan?”
Entah itu
bantuan syetan secara langsung atau tidak? Apakah berobat dengan cara seperti
itu masih masuk dalam kategori ibadah atau malah sebaliknya?
Bukan pahala
yang kita dapatkan, tapi malah dosa yang kita kumpulkan. Jangan asal berobat!
Temukan
jawabannya dalam kajian utama edisi ini, agar kita tidak salah pilih, atau
salah jalan dalam mencari pengobatan. Apalagi kalau sampai terperosok dalam
praktik kesyirikan.
Bukan
kepada Tuhan kita minta bantuan, malah kepada syetan kita bertuhan. Na’udzubillahi
min dzalik
Majalah
Al Iman Bil Ghoib, Edisi 107 | 27 Juli 2008 M
0 comments:
Post a Comment
Postingan antum akan tampil setelah diseleksi dan layak tampil. Jazakumullah Khairan Katsiran